Teater Tradisional yang ada di Korea

Salam Budaya, membahas mengenai teater yang ada di dunia, tidak hanya di Indonesia namun di penjuru dunia yaitu korea pun memiliki teater tradisional. Mungkin sebagaian dari kita mengenal korea dengan film dramanyayang sudah menudunia. Namun taukah anda mengenai kebudayaan teater yang di miki korea? Langsung saja simak artikelnya dibawah ini.

Misio
yang pertama, Miso adalah pertunjukan kesenianan tradisional Korea yang pertama kalinya dibuka untuk umum di Chongdong Theater pada tahun 1997. Pertunjukan ini merupakan medley (rangkaian) dari beberapa kesenian sekaligus yakni Salmunori  (kuartet perkusi tradisional Korea), Pansori (lagu tradisional), pertunjukan Gugak (musik tradisional Korea), musik orkestra, tari kipas  dan Ogomu (tarian yang menggunakan 5 drum). Pengelola Chongdong Theater, mengklaim pertunjukan ini tidak pernah gagal memesona penonton. Bahkan walaupun durasinya cukup panjang, banyak penonton yang rela untuk menonton dan tidak mau ketinggalan walau hanya pergi sejenak untuk mebeli makanan, karan pertunjukan ini sangatlah menarik bagi orang korea. Secara keseluruhan Miso menceritakan kisah seorang wanita yang sedang jatuh cinta. Kisah cinta ini digambarkan melalui gerakan tarian Salpuri yakni tarian untuk mengusir nasib buruk dan roh jahat plus tarian kipas yang menjadi ikon dari Miso.

Pansori
Sedangkan Pansori adalah seni tradisional Korea yang ditetapkan menjadi warisan budaya dunia pada tahun 2003 oleh UNESCO. Pansori merupakan format dalam cerita, terdapat pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog serta nyanyian menjadi cerita utuh.

Sumber : Wikipedia

Dan untuk pemain lain menambahkan seperti penggambaran suasana hati juga irama sesuai cerita serta dengan pukulan drum juga kata-kata yang disebut dengan chuimsae. Namun, anehnya, semua pengunjung tidak pernah kecewa dengan pertujukan Pansori.

Talchum
yang pertama adalah Talchum diartikan secara harfiah adakah tari topeng yang dalam pertunjukan terdapat unsur tari, musik dan juga teater. Sedangkan para pemimpin menggunakan topeng juga memainkan naskah seperti dialog dan juga nyanyian, sehingga para pemain sandiwara dapat merahasiakan identitas mereka. Kebudayaan ini masih di lestarikan oleh pemerindah dan masyarakat di korea hingga sekarang.

Deolmi
adalah permainan wayang boneka Kelompok Namsadang yang namanya berasal dari cara menggerakan deolmi (tengkuk) boneka. Pada zaman dahulu permainan wayang yang populer adalah kkokdugaksi noreum, bakcheomji noreum, dan hongdongji noreum. Namun pada saat ini hanya kkokdugaksi noreum yang masih dimainkan. Tema yang dimainkan umumnya adalah mengenai penyalahgunaan kekuasaan oleh pemimpin dan perlawanan dari masyarakat, sindiran terhadap biksu Buddha yang murtad, serta harapan dan aspirasi rakyat jelata. Sekitar empat puluh buah boneka dimainkan dalam dua episode yang dibagi kedalam tujuh babak yang saling berkaitan maupun lepas.

Deotboegi
adalah drama tari topeng yang ditampilkan oleh kelompok Namsadang khusus untuk menarik minat dan perhatian dari penonton lokal, sehingga agak berbeda dibandingkan drama tari topeng regional yang lebih kuat elemen ritualnya. Dialog dan pementasan yang ditampilkan berisikan lawakan dan lakon konflik antara kaum bangsawan dan rakyat jelata yang terdiri dari empat episode.

Changgeuk
adalah jenis pementasan opera Korea yang berkembang dari kesenian pansori (opera tradisional). Jenis opera ini dipengaruhi beberapa aspek opera barat namun menceritakan cerita rakyat Korea. Jika pansori dinyanyikan oleh seorang penyanyi, maka dalam changgeuk terdapat beberapa penyanyi.  Changgeuk pertama kali dipentaskan pada tahun 1903 di Hyeopnyulsa, sebuah teater barat pertama di Korea Pementasan pertama changgeuk adalah Kisah Chunhyang oleh beberapa aktor antara lain Kang Yong-hwan. Pada tahun 1908, sebuah bentuk teatrikal yang membagi peran dan serangkaian adegan menyanyi dipentaskan di Teater Wongaksa. Pada tahun 1933, bentuk opera changgeuk semakin kokoh dengan terbentuknya Masyarakat Musik Vokal Joseon. Panggung yang digunakan dalam pementasan ini menggunakan panggung teater khas barat.

Sumber : Kiwipedia

Itulah sebagian seni teater korea yang dapat saya sampaikan pada artikel kali ini. Untuk menanggapi kesenian korea yang saat ini masih di pertahankan dengan baik, menjadi alasan saya menulis artikel ini agar kita sebagai warga Indonesia bisa mengembangkan dan melestarikan kebudayaan kita khususnya seni teater. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, Terimakasih dan Salam Budaya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teater Tradisional yang ada di Korea"

Post a Comment